peristiwa sejarah unik yang ada di sul sel
IPS
andimuliana4
Pertanyaan
peristiwa sejarah unik yang ada di sul sel
1 Jawaban
-
1. Jawaban sifarisviani
Sejak abad ke-13, akses terhadap barang
perdagangan berharga dan sumber mineral
besi mulai mengubah pola lama budaya
disulawesi, dan ini memungkinkan individu
yang ambisius untuk membangun unit politik
yang lebih besar. Tidak diketahui mengapa
kedua hal tersebut muncul bersama-sama,
mungkin salah satu adalah hasil yang lain.
Pada 1400an, sejumlah kerajaan pertanian
yang baru telah muncul di barat lembah
Cenrana, serta di daerah pantai selatan dan di
pantai timur dekat Parepare yang modern. [2]
Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi
pulau ini (yang dipercayai sebagai negara
kepulauan karena bentuknya yang mengerut)
adalah pelaut Portugis pada tahun 1525,
dikirim dari Maluku untuk mencari emas, yang
kepulauan memiliki reputasi penghasil. [3]
Belanda tiba pada tahun 1605 dan dengan
cepat diikuti oleh Inggris, lalu mendirikan
pabrik di Makassar. [4] Sejak 1660, Belanda
berperang melawan Kerajaan Gowa Makasar
terutama di bagian pesisir barat yang
berkuasa. Pada tahun 1669, Laksamana
Speelman memaksa penguasa, Sultan
Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian
Bongaya, yang menyerahkan kontrol
perdagangan ke Perusahaan Hindia Belanda.
Belanda dibantu dalam penaklukan mereka
oleh panglima perang Bugis Arung Palakka,
penguasa kerajaan Bugis Bone. Belanda
membangun benteng di Ujung Pandang,
sedangkan Arung Palakka menjadi penguasa
daerah dan kerajaan Bone menjadi dominan.
Perkembangan politik dan budaya tampaknya
telah melambat sebagai akibat dari status
quo . Pada tahun 1905 seluruh Sulawesi
menjadi bagian dari koloni negara Belanda
dari Hindia Belanda sampai pendudukan
Jepang dalam Perang Dunia II. Selama
Revolusi Nasional Indonesia, "Turk" Westerling
Kapten Belanda membunuh sedikitnya 4.000
orang selama Kampanye Sulawesi Selatan [5]
Setelah penyerahan kedaulatan pada
Desember 1949, Sulawesi menjadi bagian dari
Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan pada
tahun 1950 menjadi tergabung dalam
kesatuan Republik Indonesia. [6]
Pada saat kemerdekaan Indonesia , Sulawesi
berstatus sebagai provinsi dengan bentuk
pemerintahan otonom di bawah pimpinan
seorang Gubernur. Provinsi Sulawesi ketika itu
beribukota di Makassar , dengan Gubernur
DR.G.S.S.J. Ratulangi . [7] Bentuk sistem
pemerintahan provinsi ini merupakan perintis
bagi perkembangan selanjutnya, hingga dapat
melampaui masa-masa di saat Sulawesi
berada dalam Negara Indonesia Timur ( NIT)
dan kemudian NIT menjadi negara bagian dari
negara federasi Republik Indonesia Serikat
( RIS ). [8] Saat RIS dibubarkan dan kembali
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia ,
Sulawesi statusnya dipertegas kembali
menjadi provinsi. [9] Status Provinsi Sulawesi
ini kemudian terus berlanjut sampai pada
tahun 1960.
Mulai tahun 1960 Sulawesi terdiri dari dua
buah Daerah Tingkat I [10] , yaitu :
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara
dan
Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah.
Pada tahun 1964 dibentuk Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah, yang dipisahkan dari Daerah
Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah, sedangkan
Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah
diubah menjadi Daerah Tingkat I Sulawesi
Utara . Demikian pula Daerah Tingkat I
Sulawesi Tenggara dibentuk terpisah dari
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara,
sedangkan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-
Tenggara diubah menjadi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan. [11]
Mulai tahun 1999 pemakaian istilah Daerah
tingkat I dihilangkan, sehingga ke-empat
wilayah di atas sebutannya berubah masing-
masing menjadi provinsi. Memasuki era
Reformasi seiring dengan munculnya
pemekaran wilayah berkenaan dengan
otonomi daerah, terbentuk provinsi Gorontalo
pada tahun 2000, dan kemudian provinsi
Sulawesi Barat pada tahun 2004.